Dari Sunda Kelapa aku datang membawa cinta di tengah hiruk pikuk pedagang sepanjang jalan aku mencari kemana engkau bersembunyi, Pertiwi, hanya tangis anak-anak ditinggal ibunya pergi teriakan pemuda memanggil-manggil kekasih gertak sambal nyonya-nyonya pada para kuli kakiku terus melangkah di tengah becek sana-sini di mana engkau, Pertiwi, tengah bersembunyi?
Di depan Katedral aku lalu berhenti mencarimu di relung-relung menaranya yang tinggi di dalam Masjid Istiqlal aku pun mencari wajahmu di setiap pilarnya yang tak cukup dipeluki aku hanya bisa berkaca di sana
melihat diri tanpa wajah sempurna bopeng penuh kebimbangan yang makin terasa di mana engkau, Pertiwi, tengah bersembunyi?
Lalu aku berjalan menuju jalan Cendana menatap istana yang kehilangan warna tapi kaki emoh berhenti lama-lama bau anyir darah manusia masih tajam terasa. Tak mungkin Pertiwi bersembunyi di sana!
Di depan istana Merdeka pandangku tertancap para serdadu penjaga gardu tampak masih tegap terpaku lalu lalang orang-orang berdasi menghiasi tapi aku tak juga melihat tanda Pertiwi bersembunyi tidak juga menemukan jejaknya di gedung indah begini.
Di mana engkau Pertiwi menyembunyikan diri?
Aku terus pergi melangkah dan mencari lagi di setiap sudut-sudut ibukota di setiap gedung-gedung megah yang makin meraja di setiap monumen-monumen agung yang masih terpelihara aku bertanya pada setiap orang penting, dari Presiden, menteri dan para dirjen kantor-kantor negeri tak satupun melihat dimana kekasihku Pertiwi bersembunyi, orang-orang berdasi di hotel-hotel tinggi pun tak mengerti apalagi kenal kekasih hatiku Pertiwi tercantik di seluruh bumi.
Akhirnya aku bertanya pada orang-orang pinggiran jalan yang tak pernah menginjak lantai licin dari porselin di kantor-kantor birokrasi, dan seorang pengemis perempuan memberikan jawab: “Nak, dia tidak ada lagi di Jakarta.”
Pertiwi tidak ada di Jakarta?
Pertiwi tidak bersembunyi di ibukota?
Ah, aku telah sia-sia mencari dia.
Oh, Pertiwi kembalilah segera, betapa rinduku sudah lama tak tertahankan berilah kerling pandangmu sekejap saja menghibur hatiku yang lama dahaga.
[infobox style=”alert-custom steel”]Oleh Tangkisan Letug
Sumber: Mencari Kekasihku[/infobox]