Judul: goresan aksara luka
Oleh: boni syams
wahai bunga-bunga kesadaran
aku ajak engkau dengarkan nafas ringkih ini
yang ku hembuskan dari dalam relung sukma
ku kidungkan seruling jiwa dengan lirih berdarah
runcing sepucuk lesung tersayat sembilu
inikah wujud separuh ruhku
yang tersisih dari senyawa kekasih
aku terbuang kehilangan bentuk
ketika sebaris sya’ir merangkai ejaan terakhir
sepatah kata sepatah hati
tersirat makna tinggalku pergi
dari ranah ini ku layangkan suara luka
namun suaranya tertahan tercekik di ulu
darah mati di dada tlah membeku
pekikku tak lagi meruangi jagat
prahara dijiwaku kalap sekarat
terhenyak isak sesak mendesak
kelopak pelupukku dipaksa terkoyak
dalam jeratan parit aku menjerit
kau tlah jauh mendayuh rakit menuju muara asmara
sedangkan aku tenggelam karam oleh air mata
berenang mengarungi telaga keruh bersimbah seluruh
di pengasingan separuh tualangku terhempas kandas
aku lihat lengkung janur menjulur di gapura
kau bersanding di bawah temaram lentera pendapa
berhias kelambu sutra dengan wewangian sedap malam
lalu mabuk mereguk madu di kedai mawar
dalam dekapan selir rengkuhmu terperam
sementara aku disini terpuruk
seperti bunga diantara semak
seluk belukar “rindang tak berbuah”
teraniaya ratus tikaman duri
Oo……..,
mengucur rembih getah bernanah
merasai getir terperi meresap kepipi
malam-malamku……,
pelataran juritku disambangi pelawat-pelawat terjaga
tampak tengkuk rembulan merunduk sungkawa
si pungguk membujukku turut berduka
dewa-dewa gugus rasi menaburkan juta kerlip bintang
butir-butir air kian nyata senandungkan melodi hening
aku sang petapa murung
lengang sendiri menanti terpasung
aku katakan kepada awan yang bergulung-gulung
segeralah sulamkan aku secarik kafan
dan aku katakan kepada burung-burung
untuk ukirkan dengan paruhnya sebuah prasasti nisan
jenazah ini sudah tiada guna
segera usung tandu lalu suguhkan hidangan ini
untuk cacing-cacing yang senantiasa sabar menanti
urai aku, untuk menemui ruh mustafa
yang akan hantarkan ku menghadap kehadirat Ilahi
Ia lah cinta abadi